Beranda | Artikel
Kisah Seorang Wanita Penghuni Surga
Rabu, 12 Agustus 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Kisah Seorang Wanita Penghuni Surga adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 24 Dzulqa’dah 1441 H / 15 Juli 2020 M.

Kajian Islam Tentang Kisah Seorang Wanita Penghuni Surga

Ini adalah kisah yang menakjubkan dan sangat agung. Di dalamnya terdapat pelajaran dan juga nasihat. Kisahnya adalah sebuah kisah seorang wanita dari penghuni surga. Artinya wanita ini ketika hidup di dunia sudah dinyatakan sebagai penghuni surga oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab shahih mereka berdua, yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, dua kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an dengan kesepakatan para ulama Rahimahumullah dari mulai abad ke-3 Hijriyah sampai sekarang. Beliau berdua meriwayatkan dari Atha’ bin Abi Rabbah Rahimahullah, beliau berkata: “Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata kepadaku: ‘Maukah aku beritahukan kepada engkau tentang seorang wanita dari penghuni surga?`” Kata Atha’ bin Abi Rabbah Rahimahullah: “Iya, tentu.” “Ini, wanita yang berkulit hitam.”

Di sini terdapat pelajaran bahwa surga tidak mengenal warna kulit, surga tidak mengenal strata pendidikan, surga tidak mengenal strata keturunan, tingkatan sosial, tetapi surga mengenal iman dan taqwa. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

“Allah tidak melihat kepada tubuh atau jasad kalian, juga tidak melihat pada wajah kalian, tetapi Dia melihat pada hati kalian dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Lihat juga: Manusia Dikumpulkan Di Padang Mahsyar Sesuai Dengan Niat Mereka

Itu yang menjadi standar bagi surga, yaitu iman dan amal. Maka lihat kata Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma:

هَذِهِ المَرْأَةُ السَّوْدَاءُ

“Ini wanita yang berkulit hitam.”

Kisahnya adalah bahwa wanita tersebut pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan wanita tersebut berkata: “Aku sering kesurupan. Dan jika aku kesurupan terbuka auratku. Maka wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku.”

Jadi perempuan ini sering kesurupan, dimasuki jin. Kemudian saat kesurupan, jin berusaha untuk membuka aurat perempuan tersebut. Ini menunjukkan bahwasannya salah satu trik iblis dan juga pengikut-pengikutnya dari bangsa jin dan manusia adalah membuka aurat wanita dan laki-laki. Ini sebagaimana Nabi Adam dan Hawa ketika kedua-duanya makan dari pohon yang ada di dalam surga akibat bisikan setan. Maka setelah makan nampaklah dari keduanya aurat mereka berdua.

Maka saya katakan sekali lagi bahwa salah satu target operasi iblis adalah membuat manusia terutama perempuan terbuka auratnya sebagaimana hadits ini.

إِنِّي أُصْرَعُ، وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِي!‏

“Aku kesurupan dan terbuka auratku. Berdoalah kepada Allah untukku.”

Ini menunjukkan bahwasannya para sahabat Nabi Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhum meminta doa kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup. Adapun setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah meninggal, maka tidak diperbolehkan meminta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar mendoakannya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpindah dari alam dunia ke alam barzakh setelah beliau meninggal 14 abad yang lalu. Siapa yang membolehkan bahwasanya meminta agar didoakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat beliau sudah meninggal, maka dia wajib untuk mendatangkan dalil. Dan tidak ada dalil dalam hal ini.

Maka boleh meminta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar mendoakan seseorang saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup. Adapun sudah meninggal maka belum ada dalil akan kebolehan hal tersebut.

Di sini juga menunjukkan bahwa boleh meminta didoakan oleh orang lain.

Bagaimana tanggapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atas permintaan wanita pengguhi surga tersebut?

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48859-kisah-seorang-wanita-penghuni-surga/